Cuddle


Karina menepati janjinya untuk memberikan hadiah kepada Barra berupa cuddle karena laki-laki itu sudah rela datang ke apartemennya jam 2 (dua) pagi.

Sekarang, baik Barra dan Karina, keduanya sudah sama-sama terbaring diatas ranjang empuk milik sang puan. Barra berbaring dengan posisi telentang, sementara Karina berbaring dengan posisi miring. Gadis itu menaruh kepalanya tepat di lekukan lengan Barra,

“Sayang, kamu tau gak? Kemarin yah, di kantorku, ada semut, terus aku tuh kan merhatiin semut itu yah, nah aku mikir gitu kayak, bisa gak sih semut ngantuk?” Karina memang kadang selalu memiliki random thought yang benar-benar diluar nalar. Tidak ada yang bisa Barra lakukan selain tertawa gemas akan pertanyaan Karina itu.

“Kamu mau tau fakta keren tentang semut nggak?” Barra bertanya, Karina menatap Barra dengan penuh semangat sambil menganggukan kepalanya.

Barra tidak mampu lagi menahan rasa gemasnya terhadap sang kekasih. Ia memajukan sedikit wajahnya ke wajah Karina, dan bibirnya mengecup lembut bibir Karina. Sang empu tersenyum dikala-kala ciuman singkat keduanya. Lalu, setelah puas mengecup bibir Karina, Barra melepaskan kecupannya dan lanjut bercerita,

“Jadi, semut itu bisa tidur sebanyak dua ratus lima puluh kali dalam sehari.” ucap Barra.

Karina membulatkan matanya, dia terkejut mengetahui fakta bahwa semut dapat tidur selama ratusan kali dalam sehari. Padahal, setelah kemarin Karina meneliti semut-semut yang dilihatnya di kantor, tidak pernah Karina melihat semut-semut itu tidur,

“Kok bisa sesering itu? Tidurnya berapa lama deh.” heran Karina.

“Tidurnya mereka itu cuman satu menit aja, makanya sering banget kan tidurnya sampai dua ratus lima puluh kali.”

Karina menganggukan kepalanya paham seraya mulutnya membentuk huruf “O”.

Hari ini, dia mendapatkan ilmu baru yang bermanfaat dari kekasihnya. Karina akui, bahwa wawasan Barra itu sangatlah luas. Maklum, hobi kekasihnya itu adalah membaca buku, tak ayal, banyak hal yang tidak Karina ketahui, tapi Barra mengetahuinya,

“Masih belom bisa tidur juga ini bayi gede aku?” suara Barra terdengar seperti lelaki itu tengah memanjakan Karina.

Karina menggelengkan kepalanya sembari memajukan bibirnya kesal. Dia benar-benar ingin istirahat, karena takut besok di kantor dia mengantuk dan bablas tidur, yang akhirnya, Karina bisa terkena omelan dari bosnya yang super duper galak dan disiplin itu,

“Ya udah aku itungin angka mau? Sambil aku puk-pukin kamu?” tawa Barra.

Karina menganggukan kepalanya setuju. Dia percaya kalau cara ini akan berhasil membuatnya mengantuk dan bisa melanjutkan tidur sorenya,

“1…” Barra mulai mengitung sembari menepuk lembut dan pelan bokong Karina.

“2…”

“3…”

“4…”

Barra baru saja hendak menyebutkan angka lima, namun telinganya sudah mendengar suara dengkuran yang lembut dan kecil, yang berasal dari mulut Karina.

Mendengar itu, Barra tidak mampu menyembunyikan senyumannya. Ia selalu merasa apapun yang dilakukan oleh Karina menggemaskan, bahkan disaat kekasihnya itu mendengkur pun seperti sekarang ini, baginya Karina tetap menggemaskan, malah seribu kali lipat lebih menggemaskan dari biasanya.

Barra mengeratkan pelukannya kepada Karina. Pria itu mengecup puncak kepala Karina, dan dia pun mulai memejamkan matanya lalu ikut masuk menyusul Karina ke alam mimpi.