Lunch


“Enak banget kayaknya masakan aku, sampai belepotan gini kamu makannya.”

Kaynara menyindir Abimanyu, seraya jempolnya bergerak membersihkan sisa-sisa masakan di pinggiran bibir lelaki itu,

“Iya, ini makanan terenak yang pernah aku coba!” seru Abimanyu dengan begitu semangat. Satu tangannya ia angkat untuk menepuk-nepuk dengan lembut puncak kepala Kaynara, “pacarku emang keren! Aku beruntung banget punya kamu. Kamu satu-satunya perempuan yang paling berharga di hidup kamu. Aku gak bisa bayangin, Kay, hidup aku tanpa kamu kayaknya udah hancur.”

Kaynara tidak memberikan reaksi apapun, selain senyuman tipis dan tatapan mata yang menatap Abimanyu dengan lembut.

Perkatan, Abimanyu barusan, Kaynara rasa berbeda dengan kenyataan yang Kaynara rasakan. Dia bilang kalau Kaynara adalah satu-satunya perempuan yang paling berharga di hidup Abimanyu. Tapi pada kenyataannya, Abimanyu masih sering bermain dengan banyak perempuan diluaran sana.

Merasa ada yang aneh dengan Kaynara, karena gadis itu diam saja, Abimanyu pun berhenti memakan santapan makan siangnya, dan memfokuskan dirinya kepada kekasihnya itu,

“Sayang, are you okay?” tanya Abimanyu dengan lembut.

Kaynara tersadar dari lamunannya. Matanya yang berkaca-kaca kini menatap Abimanyu, “ya, kenapa?” gadis itu mengulang pertanyaan.

“Kamu kenapa? Kamu sakit?” Abimanyu bertanya sembari tangannya mencoba untuk menyentuh kening Kaynara, namun Kaynara langsung menghindar, membuat si pria kebingungan.

“Aku gak apa-apa.” jawab Kaynara berbohong. Dia sebenarnya ingin mengutarakan semua kesakitan yang ia rasakan selama ini kepada Abimanyu, namun rasanya tidak sanggup, terlalu banyak rasa sakit yang Abimanyu torehkan sampai Kaynara sendiri bingung, harus bagaimana.

Abimanyu menggeleng, “no, you're not okay, aku tahu dari mata kamu, kenapa? Ada yang bikin kamu sedih, iya? Siapa orangnya, kasih tau aku, biar aku pukulin dia sampai dia mati.” desak Abimanyu.

Dalam hatinya Kaynara bergumam,

Kalau gitu, kamu harus pukul diri kamu sampai mati Abim. Karena kamu adalah sumber segala rasa sakit dan sedih aku.

Kaynara tertawa pelan, seraya menggelengkan kepalanya. Ia sedikit mengangkat badannya untuk memberikan kecupan lembut di pipi kekasihnya itu,

“Udah aku gak apa-apa. Aku baik-baik aja. Kamu gak usah khawatir ya?” Kaynara bicara seperti itu hanya bertujuan untuk menenangkan Abimanyu yang terlihat clueless dengan keadaan Kaynara.

Abimanyu masih tidak percaya kalau Kaynara baik-baik saja, namun dia tidak mau terlalu membombardir kekasihnya ini dengan ribuan pertanyaan, dia takut nantinya hal itu malah membuat Kaynara menjadi tidak nyaman dan moodnya malah semakin down,

“Kalau gitu, aku mandi dulu ya, kamu nanti tolong cuci piring boleh kan?”

Abimanyu menganggukan kepalanya, “tapi nanti abis cuci piring aku minta hadiah ya?”

“Hadiah apa?” kening Kaynara mengernyit bingung.

“Cium.” jawab Abimanyu sambil tersenyum jahil, yang membuat Kaynara tertawa dan mencubit pelan perut kekasihnya itu.

“Modus!”

“Ya aku juga modusin pacar aku sendiri, bukan modusin orang lain.”

“Udah ah, aku mau mandi.”

“Ya tapi ntar cium. Yaaaaa?”

Kaynara tidak menjawab permintaan Abimanyu, hal tersebut membuat Abimanyu kesal dan meneriaki nama Kaynara (konteks disini Abimanyu hanya bercanda), namun sang gadis seperti tidak perduli, dia terus berjalan ke kamar mandi, dan memandikan badannya. Rencananya, hari ini Kaynara ingin berendam, dia ingin menetralkan pikiran dan hatinya.