Maha
Julio berlarian di lorong rumah sakit dengan begitu kencang. Peluh membasahi wajahnya yang terlihat begitu gelisah dan khawatir. Julio bahkan tidak perduli dengan begitu banyaknya orang yang dia tabrak, yang ada di pikirannya sekarang hanyalah Sekar. Istri tercintanya yang sedang berjuang diantara hidup dan mati untuk melahirkan buah cinta mereka.
Lelaki yang pakaiannya sudah tidak serapih saat tadi pagi ia pergi ke kantor itu akhirnya tiba di ruang bersalin. Julio sudah tidak perduli lagi dengan keberadaan kedua orang tua Sekar maupun kedua orang tuanya yang sudah berdiri dari duduknya dan siap untuk menyambut kedatangan Julio. Seperti di awal, yang ada di dalam pikirannya hanyalah Sekar.
Dia dengan kekuatan hulknya, membuka ruangan bersalin tersebut, dan matanya seketika menitikan air mata ketika ia melihat Sekar yang sudah berbaring di ranjang khusus melahirkan, dengan kedua betis kakinya yang Sekar taruh di penyangga, sehingga membuat Sekar tidur terlentang dengan posisi mengangkang.
Julio mendekati Sekar yang wajahnya sudah sangat berkeringat, belum lagi bibir merahnya itu sekarang berwarna pucat pasi, matanya sendu karena menangis sangking sakitnya proses melahirkan yang akan dilalui oleh Sekar. Julio tidak sanggup melihat perempuan yang paling dicintai olehnya itu kesakitan seperti ini, dia ikut menangis, merasakan bagaimana sakitnya Sekar sekarang.
Tangan kekar itu menggenggam tangan Sekar dengan sangat erat. Sekar tersenyum memandang lurus mata Julio,
“Selamatin anak kita ya, jangan aku.” lirih Sekar.
Julio menggeleng. Dia sedikit mengangkat tubuhnya untuk mengecup kening Sekar yang basah akibat peluh,
“Kamu akan sehat, bayi kita juga akan sehat. Aku sayang kamu.”
“Aku juga.” Sekar tersenyum dengan begitu tulusnya, membuat Julio semakin tidak bisa menahan air matanya.
“Ibu Sekar, serviks ibu sudah kebuka lebar ya bu, ayo ibu coba untuk ngejan ya.”
Sesuai dengan perintah dokter, Sekar mengejan dengan begitu kuat, pegangan tangannya kepada Julio pun semakin erat. Julio tidak memperdulikan rasa sakit akibat kuku Sekar, dia tahu, rasa sakit itu tidak sebanding dengan penderitaan Sekar saat ini.
Suara rintihan dan erangan kesakitan Sekar terus menggema ke seluruh ruangan, bahkan mungkin, sampai terdengar keluar, karena kedua orang tua Julio dan Sekar tampak terlihat begitu khawatir. Suara-suara dokter yang memberikan kata-kata semangat juga terus terdengar di ruangan itu, membuat Sekar semakin kuat mengejan. Dan, jangan lupakan bisikan Julio yang merapalkan kata-kata i love you terus menerus.
Satu setengah jam sudah Sekar menghabiskan waktunya untuk mengejan, dan apakah membuahkan hasil? Ya, jelas, kepala anak Sekar dan Julio sudah terlihat. Namun, sekuat apapun Sekar berteriak, merintih, bahkan sampai menangis, gadis itu benar-benar ingin menyerah. Dia tidak tahu bagaimana rasa sakitnya dicabut nyawa, tapi dengan melalui ini saja, Sekar memilih untuk pergi dari dunia daripada harus terus mengejan,
“DOKTERRRRRR SAYA GA KUATTTTTTT SAYA GA BISAAAA. SAYA NYERAHHHHH AHHHHH.”
“Hei sayang, enggak ya? Sebentar lagi. Ayo yang kuat untuk bayi kita sayang, ya?” mohon Julio sambil bergetar suaranya.
“Aku udah gak kuat sayang.” lirih Sekar.
“Ibu, ayo bisa, ini sebentar lagi kita udah bisa liat kaki sama tangannya ayo ibu, semangat.”
Sekar kembali mencoba untuk berusaha sekuat tenaga mengeluarkan bayi mungilnya dari dalam perutnya. Dan, usaha pun tidak pernah mengkhianati hasil. Pada akhirnya suara tangis bayi menjadi lantunan yang paling indah yang Sekar, Julio, dan kedua orang tua mereka di luar dengarkan.
Tepat pada hari ini, Jumat 4 Februari 2022, Julio Bagaskara dan Senandung Sekar, resmi menjadi orang tua, dari bayi mungil laki-laki yang tampan, bernama Adyatma Mahavir Bagaskara, sosok anak laki-laki cerdas yang kelak akan mengutamakan dan melindungi keluarganya.
Selamat resmi menjadi manusia di bumi dan menjadi anak dari Ayah Julio dan Ibu Sekar, Maha.