Sarapan


Jenar turun dari kamarnya dalam keadaan yang sangat amat rapih dan wangi. Iya, lelaki itu sudah bersiap-siap untuk pergi ke kampus dan berkonsultasi dengan dosen pembimbingnya untuk kelancaran proses penulisan skripsi lelaki itu.

Kedua orang tua Jenar menyambut hangat kedatangan anak tunggal mereka. Jenar pun mengecup pipi kiri sang mama, dan juga papanya sebelum pada akhirnya ia duduk di kursi meja makan yang berhadapan dengan sang mama.

Menu sarapan di meja makan pagi ini sangatlah beragam, ada nasi goreng hongkong, ada ayam fillet crispy yang diberi bumbu saus asam manis, ayam goreng biasa, ikan goreng biasa, mie goreng, buah-buahan, dan masih banyak lagi.

Namun pilihan Jenar jatuh kepada nasi goreng hongkong dengan ayam fillet crispy. Menu yang paling dia sukai dari sejak dia kecil,

“Nar, gimana kemajuan skripsi kamu?” Papa bertanya sembari melihat Jenar yang tengah sibuk mengunyah.

“Hari ini mau bimbingan.” jawab Jenar dengan mulutnya yang terisi dengan nasi goreng dan ayam crispy.

Papa hanya menganggukan kepalanya paham,

“Bisa mungkin kalau selesai sidang kamu langsung kerja di perusahaan papa, gantiin papa, karena papa udah capek harus bolak-balik ke kantor terus.”

Jenar terdiam sesaat, dia menaruh sendok dan garpunya begitu saja ke atas piring. Mama sedari tadi hanya diam dan mengamati obrolan anak dan ayah ini.

Jenar melirik sang papa dengan begitu serius,

“Papa yakin? Jenar kuliah hukum loh bukan bisnis.” ada sedikit ketidak yakinan dalam nada suara Jenar.

Papa tersenyum dan mengangguk dengan penuh percaya diri,

“Papa yakin sekali. Lagipula papa gak bakal lepasin kamu gitu aja, kalau kamu gak paham, kamu bisa tanya-tanya ke papa. Yang penting kamu mau dulu, mau kan?”

Jenar tersenyum sambil menganggukan kepalanya semangat,

“Mau pa mau!”

Mama ikut tersenyum melihat Jenar yang sesemangat itu, begitu pula dengan papa.

Lalu selanjutnya, kegiatan sarapan pun kembali di lanjut dengan penuh canda tawa di meja makan yang super mewah itu.